Awal
aku ketemu cowok ini waktu aku merantau ke kota si dia ,waktu itu aku
ada interview (sayangnya saat itu aku tak berhasil diterima kerja),
sementara aku sudah sewa kostan 1 bulan, jadi mumpung sudah di kota aku
semangat memasukkan lamaran sana sini sampai ikut job fair di kota ini.
Sendiri..
Waktu
job fair aku pergi modal uang 30 ribu saja, itu saja sudah kepotong buat
fotokopi+makan+beli map dll.. Singkat cerita, uangku tidak cukup buat
ongkos pulang…aku telpon-telpon keluargaku di kampung semua pada ngga
bisa ngirim uang walaupun itu cuma 50 ribu.
Pada
miskin semua aku jongkok kebingungan di parkiran macam orang beg0, 30
menit ada kali ya,tapi tiba-tiba ada yang ajak ngomong…
"nyari kerja juga Neng?"
"Iya"
"Nunggu pacarnya Neng?"
"Engga"
"Trus ngapa duduk di sini?"
Tak tau kenapa ditanya begitu aku langsung drama, dengan berlinangan air mata ku jawab," Tidak ada uang buat pulang Mas".
Dia
langsung inisiatif anterin aku pulang. Tapi aku terinat betul pesan
semua orang,, "hati-hati di J******, jangan pernah percaya sama orang
baru kenal"..
Akhirnya aku menolak dan malah pinjam uang.
Tapi dia justru tertawa renyah, "haha kamu takut sama aku ya. Ya sudah tak apa-apa"."
Sekonyong-konyong
dia merongoh uang 100 ribu buat aku Semudah itu, aku minta WA dia
karena takut tak bisa bayar hutang…SampaI 1 minggu Tidak aku Wa-wa sama
sekali,ya karena aku belum bisa ganti.
Nah pas seminggu aku sudah ada uang, jadi aku wa minta no rek dia
Dia mengaku tidak ada ATM Katanya mau dijemput langsung ke kost..
Ya
sudah, aku kasih alamat kost Pas ketemu biasa aja, belom ada sparks dia
curi-curi pandang ke aku. Mulai hari itu mulailah PDKT.
Jujur
saja aku susah naksir sama dia. Perjuangannya luar biasa buat akhirnya
dapetin hati aku. Di bulan ketiga dia nembak aku bertepatan di hari aku
dan dia diterima kerja.
Alasannya
dia gak mau sekedar pacar-pacaran, niatnya ingin menikahi aku. Jadi dia
tunggu saat yang tepat setidaknyat punya kerjaan dulu. Terdengar begitu
romantis ya?
Dua
bulan pacaran dia mulai posesif. Padahal waktu PDKT normal cenderung
pengertian sekali malah. Kok jadi gini berantem sedikit nyamperin ke
kost, blak blok semua kontak cowok di hp aku, membentak-bentak (tapi
tidak pernah main tangan), terus milih jedotin kepala ke tembok macam
orang gila .
Pacaran
bulan ketiga drama seka"kasar sekali , bener-bener bikin aku kesakitan
tak ada enak-enaknya, sampai aku teriak-teriak minta udahan. Ternyata
temen kamar sebelah mengadu Bapak kost. Aku diusir malam itu juga
(sebenarnya di kostan boleh-boleh saja bawa masuk cowo cuma yang ini
karena berisik gitu).
Malu
sekali. Malam itu kami sewa hostel tapi di hostel berantem lagi. Habis
aku dibentak-bentak menggunakan kata-kata super kasar (mengungkit-ungkit
aku tak punya uang lah sampai menghina organ intim aku) Lalu dia
memaksa lagi buat berhubungan badan, dengan pikiran galau aku sambil
menangis, aku "digituin" tanpa perasaan. Sampe sekarang aku dendam
membayangkan hal begituan.
Aku
jijik sama diriku sendiri kok mau digituin orang.
Aku masih bertahan
karena alasan masih sayang (tolong jangan bodoh seperti diriku) selama 2
bulan lagi. 2 bulan paling mencekam di sepanjang hidupku. Habis
berantem aku menangis-nangis terus aku dipaksa gituaN, malah kadang
seperti aku dicari-cari salahnya, dihina-hina, terus digituin lagi. Aku
awalnya tak sadar, masih berpikiran positif saja, mungkin memang bener
dia posesif karena sayang banget sama aku. Karna dia di satu sisi kadang
manjain gw. Kayak dianter jemput, ditungguin, dibeliin baju, disuapin
kalo lagi makan, sampe sepatu aku ditaliin dan rambut aku disisirin.
Tapi
hampir tiap mau bercinta dia selalu mengawali dengan berantem sampai
aku sakit hati dan menangis-nangis. Kayaknya dia baru nafsu kalau aku
sudah sedih dan nangis-nangis, Pernah nolak? Sering.
Di
dua bulan terakhir aku malah selalu nolak. Tapi tak bisa. Kita sewa
apart berdua (kesalahan kedua). Dia maksa banget kayak orang gila. Kalau
tak dituruti aku mungkin tak akan bisa tidur. Padahal subuh sudah mesti
bangun.
Pernah
didiskusikan? Wah sering sekali.. Kalain tahu bagaimanat? Dia cerdas
loh. Saat tak aneh begitu dia pengertian sekali, pintar diplomasi,
pintar minta maaf, pintar bikin saya tenang lagi, cepat nangkap arah
pembicaraan, pokoknya kayak orang normal saja. Cenderung kayak pria
idaman malah. Aku tau ada yang salah, tapi apa gitu. Aku mulai stalking
masa lalu dia (sebenarnya ini bukan aku banget) dan aku menemukan fb
mantan dan sepupu ceweknya
Aku
dekati kedua-duanya. Tapi yang merespon dengan baik justru mantannya.
Sepupunya justru kayak menghindar gitu.Tadi lagi aku sengaja tak
kekantor. Aku pura-pura sakit. Biar bisa chat sepuasnya sama mantan dia.
Kalau aku nekat pergi kerja aku tak akan bisa chating-chating
sepuasnya. Karena kerjaan pasti aku ngga fokus buat chat. Nah pulang
kerja aku dijemput dia. Di apartemen? Ya sama dia.
Aku
dibawah kendali dia 24 jam gila. Akhirnya aku sampai telponan sama
mantannya. Ternyata cowok aku ini punya kelainan seks, ya itu tadi,
mesti menyakiti ceweknya dulu (tidak secara fisik tapi) buat dia Nafsu
naik baru deh bersenggama. Aku sudah ngga shock sih karena sudah curiga
dari awal. Tapi aku il feel mendadak.
Aku
pokoknya tidak mau lagi kenal sama dia. Cukup sampai disini! Semua
barangnya aku packing yang rapi. Bahkan aku kasih beberapa sweater aku
(yang bisa dipakai cowok) buat dia.
Bagaimanapun
dia pernah buat aku bahagia, meskipun persentasenya amat kecil. Pas tadi
dia pulang kerja (habis maghrib gitu) langsung aku kasih liat bukti
chatku sama mantannya dll. Aku minta putus dan mengembalikan sisa
setengah sewa apart punya dia..
Aku
sampai ancam bunuh diri depan kepala dia kalau dia tidak mau pergi
juga. Pokoknya aku tak mau lagi ada dia. Dia ancam hal yang sama.
Katanya dia tak akan pergi. Katanya dia bakal bunuh diri kalau hidup
tanpa aku. Mana suaranya heboh banget.
Drama
asli. Sejujurnya aku tak peduli. Tapi aku pura-pura saja depan dia."Ya
sudah . Bunuh diri saja. Nanti saya menyusul". Tak takut dibunuh sama
dia? Tidak. Aku sudah nekat, Malah aku minta dia bunuh aku saja kalau
begitu. Jadi aku taku liat muka dia lagi kan?
Dengan
niat aku yang benar-benar ingin putus aku akhirnya dia pergi. Uang sama
barang-barang tetap dibawa. Haha. Dasar orang gila, lama-lama aku yang
gila.
Hancur saat ini aku dibuatnya karena berhubungan dengan orang maniak.