Ribut Dengan Abang Ipar, Gara-Gara Bisnis Keluarga -->

Follow Us

Ribut Dengan Abang Ipar, Gara-Gara Bisnis Keluarga

Selasa, 11 Februari 2020, 08.55


Image result for warnet
Saya seorang perempuan. Saya tidak bisa kuliah karena Ibu saya tidak mau menguliahi saya even saya bisa lolos negeri dan bidik misi (yang berarti uang kuliah gratis+beasiswa 600/bulan). Saking miskinnya Ibu tetap tidak sanggup (Dan tidak berani I guess) menanggung biaya kostan dan kebutuhan tak terduga lainnya. Jadi Ibu memutuskan agar saya tidak kuliah. Tidak hanya itu, saya juga harus merantau ke Batam, mencari kerjaan untuk membantu keuangan keluarga.
Iya, saya punya 2 orang adik. Satu masih SD dan satunya lagi sudah SM. Ayah meninggal saat saya masih SMP dan adik-adik masih kecil. Ayah meninggal mendadak saat menjelang subuh. Tanpa tanda-tanda penyakit (Tentu ada penyakit yang memicu, hanya saja kami tidak menyadarinya). Saking sibuknya bekerja Ayah tidak tahu bahwa tubuhnya telah sekarat. Ayah kerja di sawah orang dan ladang milik keluarga Ibu (yang diberikan kepada Ibu karena di antara semua anggota keluarga Ibu lah yang paling miskin).

Hal yang sama juga terjadi dengan Kakak. Kakak beda 4 tahun dengan saya. Semua saudara saya juara kelas. Termasuk saya. Tapi memang Kakak yang paling menonjol (Menang olimpiade dll). Saat Kakak tidak kuliah semua pihak menyayangkan itu. Termasuk Kakak itu sendiri. Saya tahu dia tertekan tapi berusaha tidak menunjukan itu hingga sekarang.
Lalu Ibu menjodohkan Kakak dengan seorang pria berumur 40 tahun. Kata Ibu pria itu punya puluhan warnet (di kota lain), punya usaha rental mobil, dll. Pokoknya kaya raya! Kami semua keberatan. Tapi Ibu menangis-nangis dan sakit-sakitan saat proses penolakan dari Kakak. Setelah beberapa bulan akhirnya Kakak setuju. Kakak menikah di umur 20 tahu n lebih sedikit. Setelah menikah Kakak dibawa sang suami ke kota tempat usaha warnet dan rental mobilnya itu.
Saat Kakak hamil 8 bulan, Kakak menangis-nangis menelpon Ibu minta dijemput. Ternyata Kakak disuruh bekerja dari pagi hingga malam menunggui warnet. Kakak tidak tahan asap rokok di sana apalagi Kakak tengah hamil. Sementara suami Kakak jaga di warnet yang lain. Loh kok gak gaji karyawan aja?

Ya gimana mau gaji karyawan kalau Kakak dan Suami adalah karyawan itu sendiri.
Di rumah Kakak menceritakan bahwa usaha-usaha tsb milik Saudara suaminya. Bukan punya si suami 40an ini. Astaghfirullah! Kita sekeluarga diprank rame-rame. Saat itu si suami juga ikut pulang. Kita marah kok ke dia. Tapi ya cuma bisa marah. Ini Kakak udah mau brojol. Mau gimana. Lagi pula Kakak ini tipe Ibu peri yang kelewat baik. Dia membela si tukang tipu karena bagaimanapun dia adalah Ayah dari anak di kandungannya.
Akhirnya mereka hidup di kampung. Awalnya nebeng sama Ibuk. Saya yang miskin ini yang membiayai hidup mereka. Sampai-sampai saya sendiri harus makan nasi dan telor tiap hari di rantau orang.

Suami Kakak ngapain? Dia ada riwayat penyakit jantung (katanya). Gak bisa ke sawah dan ke ladang. Jadi Ibu dan adik-adik saya yang masih kecil itu yang ke sawah dan ladang. Dia tidur-tiduran doang nonton tipi di rumah. Ada deh ya 1 tahun dia nganggur dengan 0 pemasukan.
Akhirnya Ibu yang ngamuk. Ibu menelpon keluarga suami Kakak. Ini gimana ceritanya. Anak saya udah ga dinafkahi selama setahun. Kalau kalian gak bantu, saya bakal cariin suami baru buat anak saya.

Kira-kira seperti itu kata Ibu. Keluarganya lumayan takut. Gimanapun dia juga takut saudaranya menua tanpa keluarga. Akhirnya mereka meminjamkan uang 40 juta.
Saya memberikan ide agar mereka membuka warnet karena udah tahu basicnya juga kan. Mereka akhirnya merintis usaha itu. Mereka cukup berhasil (maklum di kampung saya belum banyak warnet saat itu).

Saya pulang ke kampung membantu usaha mereka.
Nah ini yang akan menjadi sumber masalah.
Sistem kekeluargaan gak jelas!!!!
Si suami itu sebenarnya jago IT. Hanya saja dia pemalas. Setiap hari dia lebih banyak di kamar ketimbang di warnet. Dia ke warnet cuma untuk ngecek doang like a boss.
Kakak dan saya yang jaga. Kakak bilang suaminya ini cemburuan. Jadi Kakak harus pakai gamis+cadar setiap hari. Aneh banget! Katanya sayang. Istri kok disuruh nyari nafkah sementara dia cuma tidur-tidur setiap hari.

Jadi setiap hari kami berdua kerja di warnet. Ibu jaga anak Kakak. Kami bekerja tanpa lelah dan penuuh target(sampe ngerjain tugas-tugas makalah anak sekolah dll). Harus bisa nyicil hutang, harus bisa memenuhi kebutuhan pokok dan harus ada simpanan. Akhirnya ini adalah tahun yang cukup membahagiakan karena hutang 40 juta tsb telah lunas nas! Huaahhh! Lega! Sisa tabungan kami gunakan untuk membuka usaha fotocopy.

Maka dari itu, Kakak meminta sang tuan agung (suaminya) untuk jaga berdua di warnet dan saya yang jaga fotocopy.
Tapi dia tidak mau. Selaluuu aja ada alasannya. Lagi asam urat, lagi sakit kepala, lagi sesak, dll.
Padahal makannya lahap-lahap aja sih. Bahkan kalau Kakak sudah selesai kerja, dia akan memanggil ke kamar. Kakak sudah malu kepada kami. Si suami kuat nafsu. Kakak cerita ke saya. Banyak fetishnya.. Asu.. Gak tau istri capek abis kerja.
Nah saya ribut dengan dia waktu dia berkata semua usaha itu adalah miliknya. Karena modal awal dari keluarganya.

Heloooooowwwww… yang bayar kan gw dan Kakak? Lu cuma ongkang-ongkang kaki dan minta jatah. Kontribusi lu apaaaaa.
Dia tetap gak terima.
Lalu saya bilang. Ya udah kalau gitu keluarin gaji saya dan Kakak. Hitung aja semuanya selama puluhan bulan ini. Keluarin semuanya. Dia tetap gak terima. Katanya kan semuanya udah habis buat kebutuhan kami sekeluarga. Padahal cuma buat makan istri dan anaknya juga. Paling tambahan jajan sekolah dua orang adik saya.

Gak habis pikir. Asliii.. Saya sih udah ga segan sama dia sedikit pun. Saya cuma kasihan ponakan dan Kakak. Kakak kayaknya bucin juga. Tipe orang yang baru pertama kali mengenal cinta. Apalagi si suami bapak dari anaknya. Mungkin akan berat. Tapi Kakak harus berani mengambil langkah.
Tenang. Warnet itu semuanya di tanah kami. Hasil modifikasi dapur rumah. Dia tidak punya hak apa-apa.
Apa saya salah?
Saya hanya tidak mau Kakak diinjak-injak lebih lama. Mumpung cuma ada 1 anak.

TerPopuler